Thursday, January 26, 2017

JAPANISM PART 3

Tidak terasa sudah hari ke-3 di Tokyo! Sebelum berangkat gue cerita kan gimana sulitnya belajar transportasi di sana, tapi masuk hari ke-3 gue mulai paham permainan transportasi yang dibuat oleh Jepang.

#tsah

Intinya, diciptakan dua transportasi utama yang berbeda, yaitu kereta atas tanah atau JR dan subway memang ada kegunaannya tersendiri. Walaupun kesannya sama, tapi ga semua tempat bisa dijangkau dengan dua transportasi itu. Gue sendiri lebih banyak menggunakan JR East karena dia terletak di atas, makanya bisa lihat pemandangan dan gak begitu capek naik-turun tangga, beda sama subway.



Karena merasa udah lancar pakai kereta, di hari ke-3 ini gue mencoba menguji hasil belajar dan research yang telah dilakukan selama di Indonesia untuk pergi ke kawasan Gunung Fuji menggunakan bus. Untuk pergi ke kawasan G. Fuji ini emang gue belajarnya bener-bener serius, pasalnya dia gak bisa begitu aja diraih dengan kereta biasa (bisa sih tapi mahal dan lumayan ribet).

Sempet kesel juga karena hari sebelumnya jalan-jalan seharian, jadinya teler banget dan bangun sianglah gue.

Hehehe.

Pokoknya ujung-ujungnya kita jalan dari hotel jam 10 lewat-an. Padahal dari yang gue baca, perjalanan pakai bus ke G. Fuji sendiri bisa makan waktu satu jam lebih. 


Udah bangun siang, sempet-sempetnya foto dulu.


Winter in Tokyo Series. Nunggu jodoh.




Begitu sampai di terminal besarnya, sempet kebingungan sebentar dimana harus beli tiket bus nya. Masalahnya karena terminalnya lumayan besar (Terminal Shinjuku) dan ada empat lantai. Tapi setelah beberapa lama ngikutin petunjuk yang agak-agak ribet, akhirnya berhasil ketemu counter penjualan tiket busnya. Karena hari itu lumayan banyak orang yang pergi juga, jadi ga dapet yang jam 10.45, alhasil dapet yang jam 11.15.

Why oh why tadi harus bangun siang.......

FYI, naik bus ini satu kali perjalanannya 1.750 Yen. Harga balik pun sama. Sebernya ada tiket PP, tapi karena belum tau nanti bakal balik jam berapa, akhirnya kita beli tiket jalan dulu.


Bahasa Alien

Buat yang gak bisa Bahasa Jepang kayak gue ini, lebih enak sih mesen tiketnya di counter langsung. Buat yang introvert dan males ngomong (kayak gue) emang enakan lewat mesin, tapi nanti yang keluar tiketnya ya dalam bahasa alien itu. Dan kalau di counter nanti dijelasin jam berapa harus stand by, nunggu di area mana dan dikasih tau juga ada nomor tempat duduk. Jadi begitu naik gak bisa duduk di mana aja.




Persis seperti yang gue baca, perjalanan ke kawasan G. Fuji (Kawaguchiko Station) emang lumayan lama, ada kali 1 jam 45 menit-an. Kebetulan hari itu sepupu gue gak ikut karena dia mau photo session bareng member girl group yang dia suka itu sorenya. Jadi dia nyari aman dan memilih untuk gak ikut.

Makanya gue pun mengikhlaskan duduk di sebelah stranger biar nyokap dan tante gue bisa duduk bareng. Seru juga duduk di sebelah si stranger itu, karena dari awal berangkat dia main gameeeee terus di hp nya sambil makan burger McD. Ya gue sih paling lemah kalau udah duduk di atas transportasi kayak gitu pasti bawaannya langsung ngantuk. Jadinya langsung tidur.

Begitu kebangun udah kerasa banget hawa desanya, karena lebih sepi dan banyak pohon daripada Tokyo. Gue langsung cepet-cepet baca layar yang ada di depan biar gak kelewatan stasiun berhenti. Untungnya emang tinggal beberapa stasiun lagi bakal sampai.

Begitu tinggal satu stasiun lagi, sesuatu yang gak gue sangka terjadi....

Gue cuma iseng ngeliat keluar jendela, dan tiba-tiba kayak ada yang jatuh, tapi bukan air hujan. Gue perhatikan lagi dengan seksama dan langsung kaget sendiri.

Salju turun.


Salju.


Sal-ju.



Salju yang putih itu iya, yang biasanya cuma bisa gue liat di tv, sekarang jatuh tepat di depan mata gue.

Karena excited, gue pun langsung nengok ke nyokap dan ngomong, "MAMA! TURUN SALJU!"

Nyokap gue, yang emang pada dasarnya niatan pergi ke Jepang di musim dingin cuma karena pengen lihat salju, langsung ikutan excited dan pindah buat ngeliat dari jendela kursi gue (si stranger Jepang udah turun duluan).

"IH IYA! SALJU NENG SALJU! KITA GAK PERLU KE HOKKAIDO!" respon nyokap gue dengan antusias.

Akhirnya sampai jugalah di Stasiun Kawaguchiko yang termasuk kawasan G. Fuji itu. Begitu turun dari bus, langsung kerasa salju turun langsung di wajah. Rasanya seneng bisa liat langsung, tapi di waktu yang bersamaan rasanya ingin mengumpat juga karena 'Bangsa*! Dingin banget?!'

Gue sama angin bertiup di Tokyo aja udah lemah, ini lagi salju + angin, beuh ampun-ampunan deh dinginnya.


So kawaii




/senyum kedinginan/








Ini bukan akting. Beneran kedinginan.


Sumpah, ini beneran kedinginan.







Sebenernya di sisi lain gue jadi sedih, karena dengan turunnya salju berarti bakalan berkabut dan jadi gak bisa diliat G. Fuji nya. Tapi mencoba optimis, gue pun menghampiri meja informasi dan menanyakan tentang letak persisnya G. Fuji dan harus ke spot mana biar bisa keliatan.

"Actually, The Fuji is just behind this station. But it's snowing, so you can't see it now." kata petugas informasi dengan lancar, seolah-olah sudah berulang kali dia menjawab pertanyaan retoris seperti itu.

Gue langsung kicep.

"Oh, okay, thanks, then what about...." dan gue langsung menanyakan aja jalur bus lokal sekitaran wilayah di sana biar setidaknya bisa muter-muter ngeliat pemandangan salju dan Lake Kawaguchi yang terkenal itu. Setelah nanya-nanya tentang jalur bus lokal, gue pun menghampiri nyokap dan tante gue dan mengabarkan bahwa Fuji lagi gak bisa dilihat. Untungnya nyokap dan tante gue cukup mengerti dan setuju-setuju aja untuk diajak naik bus dan muter-muterin wilayah sekitar.

Tapi ya sebenernya bodoh juga sih gue, karena dari bus juga kaga ada yang keliatan. Cuma hamparan rumah, pohon dan jalan yang sepenuhnya udah ketutupan salju. Tapi gak apa-apalah, setidaknya nyokap gue sangatlah excited melihat salju dimana-mana.


The local bus














Aku benci dingin.



Udah selesai muter-muter, kita balik lagi ke stasiun. Karena wilayahnya lumayan besar (tapi kayak desa kecil gitu juga), jadi lumayan lama muter-muterin dan gak kerasa udah sore aja. Karena pada dasarnya dingin itu membuat lapar, kita pun beli Udon di restoran yang ada di dalam stasiunnya.




Udon terenak yang pernah gue coba. Apa karena lagi laper aja?


Selesai makan, karena hari sudah semakin sore, gue pun langsung beli tiket bus pulang. Selama nunggu itu rasanya cuma pengen di dalem aja, menghangatkan diri, tapi nyokap yang masih excited ngeliat salju, ngajak gue keluar buat foto-foto lagi.

Gue amat sangat kagum dengan kekebalan tubuh nyokap yang sepertinya bisa melawan dingin tersebut.

Tapi karena ga mau dikutuk jadi boneka salju, gue pun nurut ikut keluar dan foto-foto lagi.




















Teler.


Pulangnya karena dingin dan capek, gue pun teler. Begitu naik di bis, langsung tidur. Sampai-sampai udah malem aja di Terminal Shinjuku.




Morals of the day :

1. Check the weather first before you go; especially if you want to see Fuji Mountain.
2. Do not let the snow disappoint you.
3. Eventhough it's cold af.
4. Again, don't be disappointed. Unexpected thing may happen. Just wait and see.








P.S : Siapa bilang gue gak berhasil liat G. Fuji
P.S 2 : Nantikan ceritanya!


See previous posts :


2 Words from....:

  1. GILAAAAA RISAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA KEREN BANGET KEREN BANGET ITU LO LIAT SALJU BENERAN ITU PUTIH UTIH BUKAN BUSA SABUN KAN ? SALJU BENERAN KAN??????????

    ReplyDelete
    Replies
    1. MOOOOON GUE BARU BACA KOMEN LU HAHAHA IYAAAALAAAH BENERAN ITU SALJU MASA BOONGAN WKAKAKAKA

      Delete